Terbantu oleh Program JKN, Asiah Jalani Cuci Darah Gratis

1 week ago 2
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan BPJS Kesehatan telah banyak membantu membiayai berbagai kasus penyakit. Salah satunya adalah tindakan hemodialisa atau cuci darah bagi pasien gagal ginjal. Hal itu dirasakan oleh Asiah (44) seorang warga asal Kota Pontianak yang turut terbantu dengan adanya Program JKN.

Asiah merupakan peserta JKN dari segmen Peserta Bukan Penerima Upah (PPBU) atau Mandiri. Dia mengatakan sudah terdiagnosa gagal ginjal pada usia 30 tahun. Awalnya ia tidak menyadari jika dirinya terkena gagal ginjal, namun setelah diperiksa ternyata Asiah terdiagnosa Gagal Ginjal.

"Awalnya saya tidak sadar kalau saya itu terkena gagal ginjal, cukup kaget ketika mengetahui kalau saya divonis gagal ginjal, memang pada saat itu sudah ada gejala-gejala nya pada diri saya tapi saya tidak tahu kalau itu gagal ginjal. Namun setelah saya diperiksa ternyata dokter memvonis kalau saya kena gagal ginjal," dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (10/9/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Asiah mengungkapkan, pada awal berobat dan melakukan Hemodialisa, dirinya belum tergabung menjadi peserta JKN, sehingga masih mengeluarkan biaya sebagai pasien umum.

Dia baru terdaftar menjadi peserta JKN sejak 2021 atas rekomendasi dari dokter. Asiah telah didiagnosa mengalami gagal ginjal tahun 2019 silam yang mengharuskan dirinya rutin menjalani cuci darah sebanyak 3 kali dalam seminggu.

"Saya mulai cuci darah itu tahun 2019, sekitar 2 tahun lebih saya itu membayar biaya cuci darah. Akhirnya saya diberikan saran dari dokter pada saat itu untuk mendaftarkan diri menjadi peserta JKN. Alhamdulillah dari awal saya menggunakan JKN untuk berobat dan cuci darah sama sekali tidak pernah mengeluarkan biaya lagi. Dulu saya itu harus rutin cuci darah 3 kali dalam seminggu, namun sekarang sudah berkurang jadi 2 kali saja dalam seminggu," ungkap Asiah.

Asiah menjelaskan perbedaan pada saat dirinya belum terdaftar sebagai peserta JKN dan sudah terdaftar menjadi peserta JKN. Dia merasa lebih ringan dari segi pembiayaan karena biaya pengobatan sudah terjamin oleh Program JKN.

"Kalau tidak menjadi peserta JKN tidak terbayang berapa biaya yang sudah dikeluarkan hanya untuk cuci darah. Untungnya saya sudah bergabung dengan Program JKN sehingga seluruh biaya pengobatan juga ditanggung oleh BPJS Kesehatan," jelasnya.

Iuran yang dibayarkan secara rutin tentu tidak dapat dirasakan pada saat masih dalam kondisi sehat, menurut Asiah, justru hal tersebut bisa menjadi investasi Kesehatan baginya. Ditambah dengan iuran yang dibayarkan secara rutin sudah turut membantu peserta JKN lain yang tengah membutuhkan biaya pengobatan.

"Saya sudah merasakan bagaimana mahalnya biaya cuci darah jika menjadi pasien umum. Apalagi keterbatasan ekonomi juga yang menjadi kendala. Namun dengan terdaftar sebagai peserta JKN saya tidak khawatir lagi dengan biaya pengobatan. Program JKN ini juga bisa menjadi investasi Kesehatan bagi kita," ungkap Asiah.

Asiah mengaku puas dengan pelayanan yang didapatkan selama menjalani proses pengobatan penyakitnya. Dia merasakan pelayanan yang setara kepada peserta JKN dan tidak ada perbedaan pelayanan.

"Alhamdulillah selama saya menjalani proses pengobatan ini tidak pernah mendapat perlakuan yang tidak baik, semua pelayanannya ramah, baik dan nyaman juga. Dan tidak ada perbedaan juga untuk pelayanannya sama saja seperti peserta umum," ungkapnya.

Didampingi anaknya pada saat menjalani cuci darah, Asiah berharap agar Program JKN selalu hadir dan mendampingi Masyarakat. Dia pun berpesan agar masyarakat selalu menjaga kesehatan dengan menerapkan pola hidup sehat dan bersih.

"Semoga Program JKN bisa selalu mendampingi Masyarakat dan dapat selalu hadir di tengah masyarakat. Jangan lupa tetap selalu menjaga kesehatan, jangan sampai baru menyesal Ketika sakit itu datang. Lebih baik mencegah daripada mengobati," tutupnya.

(prf/ega)

Read Entire Article