Tekan Emisi, Pertamina 'Sulap' Minyak Jelantah Jadi Avtur Pesawat

1 week ago 2
ARTICLE AD BOX

Cilacap -

PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) terus berinovasi menghadirkan produk bahan bakar yang ramah lingkungan. Setelah berhasil memproduksi sustainable aviation fuel (SAF) dengan campuran minyak sawit 2,4%, selanjutnya Green Refinery RU IV Cilacap akan memproduksi green avtur dengan bauran produk turunan minyak nabati yang lebih banyak lagi.

Direktur Operasi PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Didik Bahagia mengatakan, pihaknya tengah merancang produk SAF dengan komposisi campuran minyak jelantah sebanyak 3%. Inovasi ini masuk ke dalam tahap II pengembangan green refinery di Kilang Cilacap.

"SAF campurannya 2,4%, tapi kalau yang dengan minyak jelantah, berdasarkan hasil riset RTI, akan lebih banyak lagi komposisinya. Jadi minyak jelantah 3%, 97% masih herosin, dicampur, akan menghasilkan SAF 3%." kata Didik kepada detikcom di Cilacap, belum lama ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Didik, minyak jelantah merupakan salah satu jenis bahan mentah yang tersedia di Indonesia sepanjang tahun. Hal ini menjadi salah satu indikator jaminan produk ini bisa diproduksi secara berkelanjutan.

"Ingat loh, di Indonesia banyak ibu-ibu dan industri yang menggunakan minyak jelantah. Minyak jelantah itu diolah di sini untuk menghasilkan produk yang ramah lingkungan dan kualitasnya sama dengan minyak nabati." jelas Didik.

Sebagai informasi, saat ini produk utama Green Refinery RU IV Cilacap adalah green diesel yang diproduksi dari bahan baku 100% renewable dengan kandungan sulfur lebih baik dari Euro V dengan kapasitas produksi 2500 BPD. Selain Green Diesel, Green Refinery RU IV Cilacap juga telah berhasil memproduksi Bioavtur-SAF dengan kandungan renewable 2.4% dan kapasitas 9 BPD melalui metode co-processing. Produk Bioavtur-SAF ini bila digunakan oleh airline berpotensi menurunkan emisi karbon industri penerbangan sebesar 22 ribu Ton CO2e per tahun.

Proses produk Bioavtur-SAF sendiri dilakukan melalui Co-Processing Ester dan Fatty Acid (HEFA), yang telah memenuhi standar internasional untuk spesifikasi Avtur ASTM D 1655, Defstan 91-91 latest issued, serta SK Dirjen Migas No.59 K Tahun 2022.

Selain itu Bioavtur-SAF produksi Kilang Pertamina ini juga telah memenuhi kriteria framework secara global di antaranya CORSIA (Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation) oleh International Civil Aviation Organization, RefuelEU/Fit55 oleh Uni Eropa, EU/UK Emission Trading, Tax Credit IRA USA. Masing-masing framework tersebut memiliki persyaratan ketat dalam hal kriteria sustainability dari jenis feedstock, proses produksi sehingga pengembangan Bioavtur-SAF di Indonesia harus benar-benar melibatkan seluruh stakeholder dan sesuai dengan sumber daya yang tersedia di Indonesia misalnya dalam hal feedstock.

(eds/rrd)

Read Entire Article