Jokowi: Otomasi hingga AI Bikin 85 Juta Pekerjaan Hilang di 2025

18 hours ago 1
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan 85 juta pekerjaan akan hilang di tahun 2025. Itu terjadi karena adanya peningkatan otomasi.

Hal tersebut diungkap Jokowi saat meresmikan pembukaan Kongres ISEI dan seminar nasional 2024 di Surakarta, Kamis (19/9/2024). Jokowi awalnya mengatakan kalau dirinya akan fokus pada pasar kerja.

"Kalau bapak ibu bertanya pada saya fokus kemana, kalau saya sekarang maupun ke depan kita harus fokus pada pasar kerja, karena ke depan terlalu sedikit peluang kerja untuk sangat banyak tenaga kerja yang membutuhkan," kata Jokowi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jokowi mengatakan jangan sampai terlarut dan terbawa dengan situasi global meskipun tetap harus memantau. Jokowi mengingatkan lagi bonus demografi yang didapat Indonesia di tahun 2030.

"Ini lah tantangan paling besar yang akan melompatkan kita jadi negara maju atau tidak, sehingga sekali lagi, bonus demografi membutuhkan pembukaan kesempatan kerja yang sebesar-besarnya," ujarnya.

Jokowi menyebut untuk membuka lapangan kerja saat ini harus melewati tantangan berat dan itu dialami semua negara. Pertama tantangan perlambatan ekonomi.

"Pertama perlambatan ekonomi global, kita tau 2023 dari world bank global hanya tumbuh 2,7. Kemudian 2024 diperkirakan muncul angka 2,6, tahun depan muncul angka 2,7 artinya masih jauh dari yang diharapkan oleh semua negara. Kita bisa tumbuh di 5,1 ini sebuah hal yang paut kita syukuri karena ekonomi global yang tumbuh 2,6-2,7," ujarnya.

Tantangan kedua, kata Jokowi, yakni peningkatan sistem otomasi. Jokowi menyebut sistem otomasi yang dimulai dari mekanik kini merambah ke sektor lain. Ia lalu menyebut pada 2025, sebanyak 85 juta pekerjaan akan hilang akibat peningkatan otomasi tersebut.

"(tantangan) kedua peningkatan otomasi di berbagai sektor kerja, semua sekarang ini mulai masuk ke sana semua, awal kita masih otomasi mekanik, kemudian muncul AI, muncul otomasi analitik. Setiap hari muncul hal-hal baru, dan kalau kita baca 2025 pekerjaan yang akan hilang itu ada 85 juta sebuah jumlah yang tidak kecil. Kita dituntut untuk buka lapangan kerja justru di 2025, 85 juta pekerjaan akan hilang karena tadi adanya peningkatan otomasi di berbagai sektor," ujarnya.

Kemudian tantangan ketiga yakni sistem kerja paruh waktu. Jokowi mewanti-wanti ke depan perusahaan akan memperkerjakan pekerja paruh waktu yang bisa dikerjakan di mana saja, sehingga dapat mengurangi risiko ketidakpastian.

"Hati-hati dengan ini, ekonomi serabutan, ekonomi paruh waktu, kalau tidak dikelola dengan baik ini akan menjadi tren, perusahaan akan memilih pekerja independen, perusahaan lebih milih pekerja freelancer, perusahaan lebih milih kontrak jangka pendek untuk mengurangi risiko ketidakpastian global yang sedang terjadi. Bisa bekerja di sini bisa di negara lain, sehingga sekali lagi kesempatan kerja semakin sempit dan semakin berkurang," ucap Jokowi.

(eva/dhn)

Read Entire Article