Jadi Ketua Komite FFI, Ario Bayu Bicara Bangkitnya Industri Film Usai Pandemi

5 months ago 7
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Aktor Ario Bayu resmi menjadi Ketua Komite Festival Film Indonesia (FFI) periode 2024-2026. Ario Bayu menggantikan posisi Reza Rahadian.

Sebagai Ketua Komite Festival Film Indonesia yang baru mengungkapkan rasa syukurnya melihat industri perfilman Indonesia yang makin meningkat.

Perayaan Hari Film Nasional pada 30 Maret tahun ini dirayakan dengan semangat memperkuat prestasi industri perfilman Indonesia. Salah satu indikator paling dilihat adalah dominasi pasar film Indonesia sempat menguasai sekitar 61 persen market share penonton di dalam negeri usai pandemi COVID-19. Pencapaian ini mengungguli pangsa pasar film impor yang berada di angka 31 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada 2023 ada 50 judul film dipertontonkan di 24 festival internasional.

"Industri perfilman Indonesia mengalami tantangan yang besar pada saat COVID-19 dengan jumlah penonton anjlok dan produksi yang dihentikan. Tapi industri ini bisa bangkit kembali dan pulih dengan cepat puncaknya pada 2023," kata Ario Bayu dalam keterangan yang diterima, Rabu (3/4/2024).

"Tentunya tidak lepas dari dukungan konsisten dari Ditjen Kebudayaan dengan berbagai program dan insentif," lanjutnya.

Dukungan secara konsisten untuk memajukan industri film Indonesia dan para pelaku seni.

"Tidak hanya memajukan industri film kita, tetapi juga membuka peluang baru bagi kami, para pelaku seni, untuk terus menghasilkan karya berkualitas dan mengeksplorasi potensi yang lebih luas di kancah internasional," ucap aktor berusia 39 tahun itu.

Ahmad Mahendra, Direktur Perfilman, Musik, dan Media Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Republik Indonesia, menegaskan dukungan pemerintah telah memajukan industri film ke tingkat berikutnya. Ini dianggap sebagai langkah konkret.

"Termasuk berbagai program peningkatan literasi dan apresiasi film, seperti Indonesiana Film, yang tidak hanya meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan produksi film, tetapi juga memperluas jaringan melalui inisiatif seperti Layar Indonesiana dan Lock x Full Circle Lab," kata Ahmad Mahendra.

Kemendikbudristek melalui Ditjen Kebudayaan di bawah naungan Hilmar Farid juga memberikan dukungan kuat pada Festival Film Indonesia (FFI) dan program nonton bareng untuk mempertahankan minat penonton terhadap film Indonesia. Penguatan distribusi film juga menjadi fokus, dengan peluncuran platform Indonesiana.TV dan bantuan travel grant bagi sineas Indonesia di festival internasional.

Program Sinema Mikro Dana Indonesiana pun turut membantu komunitas film di daerah. Jangan lupa, pelestarian warisan film menjadi prioritas, dengan pengarsipan dan restorasi film bersejarah yang memastikan kesinambungan dan kualitas film Indonesia.

Dalam peringatan Hari Film Nasional, Kemendikbudristek tidak hanya menggelar serangkaian acara untuk merayakan sinema Indonesia, tetapi juga meningkatkan apresiasi terhadap karya-karya film nasional, memperkuat identitas budaya Indonesia melalui medium film.


(pus/ass)

Read Entire Article